REVITALISASI TRADISI BERCERITA DAN CERITA TRADISIONAL BAGI IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KOTO PANJANG IKUR KOTO, KECAMATAN KOTO TANGAH

REVITALISASI TRADISI BERCERITA DAN CERITA TRADISIONAL BAGI IBU RUMAH TANGGA

Authors

  • Romi Isnanda Universitas Bung Hatta

Keywords:

revitalisasi, tradisi bercerita, tradisional, ibu rumah tangga

Abstract

Tradisi bercerita mengalami pasang surut, baik dari sisi jumlah cerita, jumlah pencerita, maupun frekuensi penceritaan, terutama kebiasaan bercerita cerita rakyatapalagi di perkotaan. Umumnya, keluarga masyarakat perkotaan adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak, kecuali masyarakat asli atau yang sudah menetap selama beberapa generasi. Hal yang sama terjadi di lingkungan masyarakat Koto Panjang, Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah. Menyikapi hal tersebut perlu adanya upaya untuk menjaga tatanan nilai tradisi bercerita yang dapat dijadikan sebagai media menjaga dan melestarikan kebudaya lokalitas. Metode yang dilakukan dalam kegiata revitalisasi tradisi bercerita dan cerita tradisional, yaitu (1)  Penyuluhan mengenai pentingnya bercerita bagi perkembangan anak dan keberlangsungan budaya; (2) Penyuluhan teknik pemilihan cerita.; dan (3)  bimbingan teknis bercerita. Berdasarkan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan revitalisasi tradisi bercerita dan cerita tradisional bagi ibu rumah tangga di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, program penyuluhan teknik bercerita dan cerita tradisional berjalan dengan lancar. Hal tersebut terlihat dari motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan dari awal  hingga akhir. Kedua, pihak kelurahan yang menjadi mitra dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sangat mengapresiasi perogram penyuluhan revitalisasi tradisi bercerita dan cerita tradisional. Dengan demikian, perlu adanya program yang berkelanjutan dalam konteks pelestarian kebudayaan sebagai salah satu penunjang revolusi mental/pendidikan karakter generasi muda.

References

Djamaris, Edwar. 2004. “Pengelompokan Karya Sastra Melayu” dalam Sedyawati (ed.).

Sastra Melayu Lintas Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Isnanda, R. (2018, April). Sastra lisan sebagai cerminan kebudayaan dan kearifan lokal

bagi masyarakat. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 3, No.

.

Fikri, Hasnul. 2015. Tradisi Bercerita Masyarakat Kecamatan Mungka Kabupaten Lima

Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Dalam SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan

Sastra, 12(2), 2015, 233—242.

Fikri, Hasnul & Syofiani. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Cerita Rakyat

Kecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat. Dalam

Prosiding Seminar Nasional PIBSI XXXVII tanggal 2–3 Oktober 2015. Yogyakarta:

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Program Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sanata Dharma, Asosiasi Dosen Bahasa dan

Sastra Indonesia (ADOBSI), dan penerbit Sanata Dharma University Press

Yanti, Yusrita, Morelent, Yetti, & Fikri, Hasnul. 2016. Kata Sapaan dalam Masyarakat

Minangkabau di Beberapa Daerah: Variasi Bentuk, Fungsi, dan Ranah Penggunaan. Dalam

KIMLI 2016 Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia Cet.1.-Edisi I .

Denpasar: Masyarakat Linguistik Indonesia & Universitas Udayana.

Priyatni, E. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara

Nurgiyantoro, B. 2005. Sastra Anak (Pengantar Pemahaman Dunia Anak).Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Downloads

Published

2022-09-28